Bagi Saya Sebagai Penulis Awam, Kehadiran AI Berdampak Positif Apa Negatif?
Halo, halo, halo!
Apa kabarnya, niih?
Semoga selalu dalam keadaan sehat walafiat. Sehat, sehat, dan sehat. Baik sehat jasmani, rohani, maupun sehat kantongnya yaaa. Yaah, walaupun masih di pertengahan bulan. Eits, tenang sih, pertengahan bulannya kan udah menjelang akhir. Jadi in syaallah udah bisa lega bernafas deh, hehehehehe.
Apa sih, Min? Nggak jelas banget! Hehehehehehe, canda yaaa.
Ok deh, pada pertemuan kali ini saya akan membahas dampak dari perkembangan AI (dariArtificial Intelligence) dalam bidang kepenulisan.
AI merupakan salah satu wujud dari kemajuan teknologi yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi para manusia pada masa dewasa ini. Ada AI yang berbentuk website, ada juga yang berbentuk aplikasi.
AI itu singkatan dariArtificial Intelligence, yang hampir bisa melakukan semua apa yang manusia lakukan.
Tentu, saya nggak bakal bahas AI secara ditail yaa. Sebab saya bukan ahlinya. Selain itu juga, di sini saya hanya ingin membahas tentang dampak AI bagi author,.
Dampak negatif apa dampak positif?
Tergantung sudut pandang dari masing-masing author sih kalo menurut saya.
Ada yang menganggap kalo kehadiran AI itu merupakan suatu keuntungan, tapi ada juga yang menganggap kalo kehadirannya merupakan petaka besar bagi dunia kepenulisan.
Kalo dari sudut pandang saya sendiri, saya mempunyai 2 sudut pandang,. Sudut pandang negatif dan sudut pandang positif.
Loh, kenapa?
Yaa, begini, shobat.
Sebelumnya saya ingin disclamer dulu, kalo semua yang ada di tulisan ini merupakan opini saya. Tujuannya agar tidak ada kesalahpahaman. Sebab di zaman sekarang ini kita terkadang mudah sekali menggoreng informasi tanpa mengklarifikasi terlebih dahulu.
Ok, kita lanjut yaaa.
Dampak Negatif Kehadiran AI
Dampak negatif kehadiran AI ke dunia kepenulisan bagi saya sebagai berikut :
Dikira Hasil Covas AI
Sebagai penulis pemula, tidak jarang saya menemukan anggapan kalo apa yang saya tulis dan saya share merupakan duplikasi dari AI. Hal itu bukan tanpa sebab, melainkan struktur bahasanya yang terkadang baku dan monoton. Yaa, saya akui memang kalo beberapa tulisan saya seperti itu, namun bukan berarti tulisan-tulisan tersebut merupakan duplikasi dari AI.
Sudah lama saya berkecimpung di dunia kepenulisan, meskipun berkecimpung yang saya maksud bukan seperti kaya mereka yang udah pro, yang bisa raih banyak piala kepenulisan, yang kalo nulis di applikasi kepenulisan followernya banyak, sekali upload dapat ratusan atau bahkan ribuan like dan komen. Nggak, saya nggak seperti mereka.
Apakah saya nggak punya media sosial?
Saya punya semua media sosial. Baik FB, IG, akun applikasi kepenulisan, saya punya.
Apakah saya nggak megupload dan ngesharenya? Yaa, saya lakuin itu.
Namun, sedikit sekali respond dari pembaca, atau bahkan nggak ada sama sekali.
Walaupun begitu, ternyata ada juga yang memberi respond dan dari mereka ada yang mengira apa yang saya tulis merupakan wujud dari AI atau setara dengan tulisan yang dibuat by AI.
Saya sih nggak masalah. Selagi nggak ngelakuin kenapa tersungging, eh tersinggung maksudnya. Lagian, ada perbedaan dari segi tanda baca dari tulisan yang dibuat dengan sendiri atau by AI kalo yg nulis tersebut merupakan penulis pemula.
Keuntungan Hadirnya AI
Pengoreksi Tanda Baca
Dikarenakan saya sebagai orang yang itrovert, saya amat sedikit mempunyai relasi pertemanan yang jago tentang kepenulisan. Atau walaupun ada, saya amat sungkan untuk meminta tolong.
Pernah sesekali saya mencoba, lantas, apakah direspond?
Iya sih, namun hanya sekedar saja.
Tidak hanya sekali. Pernah juga saya meminta tolong perhal koreksi kepenulisan dengan orang yang berbeda.
Apakah kali ini direspond juga?
Yaa, tentu. Bahkan sampe muncul ide buat colab. Namun, apa mau dikata harus terhenti karena suatu dan lain hal.
So, mau nggak mau saya kudu mencari cara agar hobby saya tetap berjalan walaupun tanpa adanya orang yang bisa dijadikan sebagai acuan.
Yaa, Ai itu yang saya gunain.
Saya kasih peran apa AI?
Ya itu mengoreksi tanda baca dari tulisan yang saya buat, namun tetap saya yang memperbaiki bukan AI yang bertindak. Hanya sekdar itu. Selebihnya saya otak-atik sendiri.
Itu uga akibat tidak adanya aqiblat yang saya jadikan pemandu dalam hal kepenulisan.
Intinya, ada 2 sudut pandang yang saya berikan untuk kehadiran AI. Ada negatif dan positif.
Dua-duanya sudah saya jabarkan alasannya.
Sekian, terima kasih.
Posting Komentar